Sumodikaran- Salah satu upaya belajar memperbaiki dan berbenah dalam tata kelola Pemerintahan Desa dan Manajemen Bumdes, Pemerintah Desa Sumodikaran berkunjung untuk melakukan studi tiru di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah pada hari Sabtu (03/02/2024).

Sebagaimana diketahui desa Ponggok merupakan desa percontohan bagi desa-desa yang lain dari sisi kemandirian desa di Indonesia atas keberhasilannya dalam mengelola potensi desa. Desa ini berhasil menjadi desa inspiratif versi Kemendes dan menjadi desa kaya dengan pendapatan Bumdesnya mencapai 18 Milyar setahun. Desa yang di nahkodai oleh Junaidi ini akhirnya menjadi magnet desa-desa lain untuk melakukan studi banding.

Dalam sambutan sesi acara di Desa Ponggok, Hj. Khotimah selaku Kepala Desa Sumodikaran menyampaikan niat belajarnya kepada Kepala Desa Ponggok, Junaidi supaya bisa mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan agar bisa menjadi Desa Mandiri. Hj. Khotimah membawa 115 orang dalam melakukan sudi tiru di Desa Ponggok dari berbagai unsur masyarakat, yakni Perangkat Desa, BPD, LPMD, Karang Taruna, PKK, Kader, Satlinmas, Ketua RT, Ketua RW dan Pengurus BUMDES. Dalam proses belajar, peserta dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 belajar Tata Kelola Pemerintahan desa dalam menggali potensi desa, kelompok ke-2 belajar tentang Tata kelola Bumdes dan kemandirian masyarakat Desa.

Junaidi, Kepala Desa Ponggok dalam paparan materinya menyampaikan di masa-masa awal menjabat, Juned (panggilan akrab beliau) mengajak aparat dan komponen desa berembuk untuk memecahkan masalah pedesaan. Ada empat tahapan yang ditempuh, yakni pemetaan masalah dan potensi, perencanaan pembangunan dan pengembangan desa, implementasi atau action dan terakhir keberlanjutan program. Dari sini, Ponggok mengundang para stakeholder, bahkan mengajak kalangan akademisi untuk memetakan permasalahan dan potensi Ponggok. Pemerintah Desa Ponggok menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melakukan pemetaan potensi desa setempat. Pendampingan dari UGM memakan waktu kurang lebih tiga tahun, untuk pemetaan potensi wisata dan bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat. “untuk itu saya berharap desa Sumodikaran segera melakukan 4 hal tersebut jika perlu bekerja sama/MoU dengan perguruan tinggi supaya segera menemukan dan mengembangkan potensi yang ada di Desa Sumodikaran”, ujar beliau.

Acara studi Tiru Desa Sumodikaran ke Desa Ponggok diakhiri dengan tanya jawab seputar Tata Perencanaan Pemerintahan Desa dalam membangun desa, selain itu dalam sesi tanya jawab juga membahas tata pengelolaan Bumdes supaya berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan asli desa. (say)