Keripik pisang sudah begitu akrab bagi masyarakat Bojonegoro. Tekstur yang gurih dan renyah, dipadukan dengan bumbu sederhana saja, sudah menguji iman para konsumen dengan kelezatannya. Bagi Ibu Sifaurrahmah yang biasa disapa Mbak Ul warga Desa Sumodikaran, Dander, Bojonegoro irisan pisang yang digoreng itu harus tampil menyesuaikan zamannya. "Saya suka keripik dari dulu ,cuman biasanya keripik itu wadahnya tidak kekinian, dan rasanya kurang gurih tidak seperti yang dibicarakan orang. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat keripik yang bener bener gurih dengan tampilan yang berbeda" Ujar Mbak Ul kepada Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis dan Islam Al Rosyid (STEBIA) Minggu, 5 September 2021
Mbak Ul lantas mencoba untuk membuatnya, hasil olahan uji cobanya, dia bagikan ke tetangga, teman, kerabatnya. Setelah mendapat respon yang baik akhirnya Mbak Ul memutuskan untuk konsisten menjual keripik pisang. Awalnya Beliau menjual dengan cara memasarkan dengan berkeliling desa, lambat laun, keripik Mbak Ul mulai dikenal luas, dan akhirnya para customer pun mulai berdatangan mulai dari Laskar Buah (salah satu outlet buah yang sangat terkenal di Bojonegoro) kemudian minimarket Regazza.
"Alhamdulillah seminggu sekali karyawan dari laskar buah kesini Mas, untuk mengambil keripik." jelas Mbak Ul. Tidak hanya bernaung di dunia keripik pisang kini Mbak Ul juga merambat ke dunia rengginang atau biasa disebut krecek, hingga saat ini Mbak Ul masih konsisten menjual keripik dan rengginang Raja Rasa, meskipun di tengah perekonomian yang sulit akibat wabah covid 19. (KKN STEBIA)