Sumodikaran- Dukuh Tempuran memang potensial untuk digali sumber dayanya. Sesuai namanya, TEMPURAN, warganya pun siap tempur memperjuangkan agar hidup layak. Salah satunya usaha peternakan Burung Puyuh. Tingginya permintaan telur puyuh di Bojonegoro menjadi peluang usaha tersendiri. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Suwito (49 tahun) warga RT. 02 RW. 02 Dukuh Tempuran, Desa Sumodikaran Kec. Dander Kab. Bojonegoro. Berkat usahanya ini dia bisa membeli tanah, membangun rumah dan mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Suwito memang ulet dalam bekerja. Betapa tidak, saat ditemui oleh KIM Patih Somo (18/03) Ia mengaku menekuni peternakan puyuh ini sejak tahun 1999 berawal dari sebuah kecelakaan kendaraan yang disopirinya. Sebelumnya dia memang sopir truk sebuah CV di Bojonegoro. Namun musibah datang hingga akhirnya pria ini trauma menjadi sopir dan memilih menekuni bidang usaha lainnya, yakni beternak buruh puyuh. Diawal usahanya pria berkelahiran Tuban ini mencoba memelihara buruh puyuh di desa kelahirannya Soko Tuban hanya 100 ekor, kemudian berkembang menjadi ribuan ekor. Merasa berhasil beternak puyuh di Soko Tuban, Pria ini mengembangkan usahanya di desa tempat tinggal istrinya yakni di Desa Sumodikaran.
Sampai berita ini ditulis, burung puyuh yang dipelihara oleh Suwito dibantu oleh Nur Diana, istrinya kini mencapai 5000 ekor dengan rincian 2000 ekor petelur dan 3000 ekor lainnya dijual sebagai bibit. Dari 2000 ekor puyuh petelur ini tiap harinya bisa menghasilkan 18-20 Kg telur dengan harga jual Rp. 25rb/kilogram nya. Sementara pakan yang dibutuhkan perharinya untuk burung siap telur sebanyak 2000 ekor mencapai 1 sak atau sekitar 50 kg dengan harga Rp. 270 ribu/saknya. Dari hitungan matematis, profit bersih yang dikantongi oleh Suwito bisa mencapai Rp. 400 ribu/harinya setelah dikurangi biaya pakan dan biaya perawatan lainnya. Selain memelihara burung siap telur, Suwito juga menjual burung bakalan atau bibit hingga saat ini berjumlah 3000 ekor dengan harga jual Rp. 5500,- per ekornya.
Namun usahanya ini tidak selalu mulus, pada tahun 2011 pernah merugi hingga Rp. 20 juta rupiah gara-gara buruh puyuh peliharaannya terserang virus. Namun berkat bantuan pinjaman modal dari Dinas Peternakan Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp. 60 juta, keterpurukan usahanya ini dapat segera diatasi.(say)